Sebuah Catatan Sejarah Kronologis Peristiwa Coup d’etat 22 Desember 1972 (Majlis Tahkim XXXIII)

Soeharto; Saya minta maaf, karena saya tidak dapat memenuhi undangan Pimpinan Harian Lajnah Tanfidziyah PSII untuk menghadiri pembukaan Majlis Tahkim ke XXXIII dari Partai ini. Sambutan tertulis itu dibacakan oleh saudara Drs. TH. M. Gobel, yang kemudian ia ikut mencalonkan menjadi Presiden Lajnah Tanfidziyah PSII hanya suaranya yang diperoleh dari para utusan (wufud) dikalahkan oleh calon lainnya yaitu MCH. Ibrahim yang mendapat suara mayoritas. Saudara yang membacakan sambutan Presiden tersebut kemudian namanya disebut-sebut sebagai pelaku aktif dalam peristiwa pembajakan terhadap DPP PSII pilihan Majlis Tahkim tanggal 22 Desember 1972 dengan direbutnya kantor sekretariat LT PSII di jalan Matraman 2 Jakarta.

Untuk mengetahui kejadian yang sangat melukai perasaan demikrasi itu berikut ini saya sampaikan Catatan Secara Kronologis Peristiwa 22 Desember 1972 dan Perkembangannya yang disusun oleh Bapak Oesman Yusuf Helmi Wakil Presiden LT PSII sebagai berikut:  ⇓

Kepada yang terhormat:
Saudara se-Bai’at Kaum Syarikat Islam
Di seluruh Indonesia.

Sehubungan dengan tindakan-tindakan yang telah terjadi pada tanggal 22 Desember 1972 oleh apa yang menyebutkan dirinya Team Penyelamat Kaum PSII mengambil alih DPP PSII serta menduduki dan mengusai kantor LT (DPP PSII), maka dengan ini perlu kiranya diberikan penjelasan fakta-fakta sejak terjadinya peristiwa itu secara kronologis sebagai berikut:

1. Pada jam 19.00 tanggal 22 Desember 1972 telah-datang tiga orang wartawan masing-masing dua orang dari kantor berita. ANTARA dan seorang dari Harian Nusantara, menemui wakil Presiden LT PSII Oesman Yusuf Helmi dikediamannya Jalan Latuharhari SH No. 5 untuk mencek dan meminta komentar mengenai pengambil alihan dan pendudukan DPP dan Kantor LT PSII oleh Team Penyelamat kaum PSII dibawah pimpinan Suryo Ahmad Mojo, sambil mengatakan (Wartawan ANTARA) bahwa mereka telah mencoba menghubungi pertelepon saudara Presiden LT PSII HM.CH.Ibrahim dan Presiden Dewan Partai Bustamam SH yang ternyata kedua-duanya tiada berada dikota.

2. Wakil Presiden LT PSII Oesman Yusuf Helmi (tahu bahwa saudara Presiden LT dan Presiden DP sedang bertugas diluar kota) yang sebelumnya secara samar-samar telah dapat memperkirakan kemungkinan kejadian tersebut menjawab pertanyaan ketiga wartawan itu dengan tenang, bahwa ia baru saja mengetahui dari pertanyaan dan penjelasan sang penanya dan berpokok pangkal dari nama-nama mereka yang menyebutkan dirinya Team Penyelamat Kaum PSII mereka adalah terdiri dari pada anak-anak yang dikenal dan pernah dikenal sebagai anggota Ormas PSII, saya menganggapnya anak-anak kami yang mungkin karena sesuatu hal sedang khilaf dan untuk itu insya Allah LT akan menghadapi dan menyelesaikan persoalannya sebagai seorang bapak dengan kasih sayang terhadap anak.

3. Pada jam 19-20 ketika Wakil: Presiden LT PSII Oesman Yusuf sedang memberikan jawaban kepada wartawan tersebut diatas, telah datang sdr. Yusuf Hiola (petugas DI-UPSI LT PSII) dengan wajah lelah sambil mengusap tanggan kanannya yang nampak luka dan telah dapat diduga kedatangannya untuk melaporkan kejadian tersebut diatas. Oleh Oesman yusuf Helmi dipersilahkan duduk sambil diberi tanda untuk diam sementara menghindarkan pertanyaan langsung para wartawan hingga mereka meminta diri. Setelah para wartawan meninggalkan tempat, Yusuf Hiola dipersilahkan menyampaikan laporannya sebagai berikut.

4. Pada kurang lebih jam 18.00 (22 Desember 1972) ketika ia pulang dari tugasnya ke kantor LT PSII Jalan Taman Amir Hamzah No. 2 Jakarta, sesampai didalam gedung tersebut ia melihat beberapa orang yang telah dikenal, diantaranya Suryo Ahmad Mojo, Sarifuddin Harahap, Chalid dan Nashrul Jalil mendekatinya sambil berbicara bahwa mulai saat itu kantor LT PSII diambil alih dan diminta kepadanya untuk menyerahkan kunci-kunci yang ada pada sdr. Yusuf Hiola, yang dijawab bahwa ia tidak memegang kunci. Dalam pada itu Yusuf Hiola telah melihat bahwa Sdr. Imam Yudanatoro petugas sekretariat LT PSII (Putra Almarhum Wakil Presiden LT PSII Bapak Imam Supardjan) beberapa didalam kamarnya yang nampak di kunci dari luar, sementara yang nampak di kunci dari luar, sementara itu kendaraan LT PSII (micro bus Toyota) yang semula ditumpangi oleh yusuf Hiola, kuncinya telah diambil dengan nada keras dan diserahkan oleh pengemudi (Sdr Zarkasih) kepada Ahmad Mojo. Pada saat Yusuf Hiola dipaksa memasuki kamar GOBSI untuk selanjutnya dikunci dari luar, terliriklah ada satu kotak besar yang telah terbuka didalam kamar Chalid/Nasrul Jalil berisikan baju seragam pengaman berwarna coklat dengan diberi badge berdasar warna kuning dan lambang PSII hijau yang beberapa hari sebelumnya pernah terdengar melalui saudara Tajudin Wakil Sekjen DPP GOBSI yang kini pegawai dari PT National GOBEL, diborongkan penjahitnya kepada saudara Nawafil Jalil (ex. Petugas DEKU LT PSII yang kini menjabat sebagai pembantu departemen-departemen) Dengan demikian kedua-dua petugas LT PSII tersebut, Imam Yudantoro dan Yusuf Hiola, masing-masing disekap dalam kamar terpisah solah-olah tahanan kriminal yang diancam dengan hukuman berat. Dari kamar sekapan Yusuf Hiola melihat beruntun telah datang berpuluh pemuda berambut gondrong dan memakai pakaian seragam yang dibagikan, yang sama sekali tiada pernah datang kekantor LT PSII dan saudara Yusuf Hiola selama dalam sekapan di kamar GOBSI melihat satu diantara jendela yang kacanya pecah dan tertutup dengan karton. Pada kurang lebih jam 19.00 dengan membuka karton tersebut keluar dan melompati pagar disebelah belakang kantor kerumah sebelah dan setelah sedikit menceritakan kejadian dikantor LT PSII sambil menawarkan memberikan jaminan kartu penduduknya bahwa ia bukan bermaksud tiada baik untuk diberi kesempatan untuk melalui pekarangan menuju kejalan raya yang selanjutnya akan lapor kepada Wakil Presiden LT PSII Oesman Yusuf Helmi. Demikian laporan Yusuf Hiola kepada kedua Pimpinan LT tersebut. Setelah mendengarkan laporan tersebut Wapres Oesman Yusuf Helmi langsung meminta saudara Yusuf Hiola untuk menghubungi semua Pimpinan DPP yang berada dikota, baik dengan telepon maupun langsung mendatangi kerumah masing-masing agar segera datang ke jalan Latuharhari SH No. 5 untuk mengadakan rapat kilat dalam rangka menghadapi situasi gawat tersebut. Sepeninggalan Yusuf Hiola,. Sekjen LT PSII saudara Wartomo Dwijoyuwono tiba dan melaporkan kepada Wapres Oesman Yusuf Helmi bahwa iapun telah mendengar kejadian tersebut dari seorang wartawan Harian Pedoman. Setelah mendapatkan penjelasan bahwa saudara Yusuf Hiola kini sedang menghubungi semua pimpinan DPP PSII untuk mengadakan rapat kilat, saudara Sekjen wartomo Dwijoyuwono pun kembali untuk mengadakan persiapan dan mengumpulkan informasi, kemudian akan datang kembali menghadiri sidang kilat tersebut.

5. Pada jam 22.00 lebih kurang, telah hadir dirumah wakil Presiden LT PSII Oesman Yusuf Helmi, Saudara-saudara; Wakil Presiden LT PSII Ishak Moro, Sekjen LT PSII Wartomo Dwijoyuwono, Ketua DUPSI H. Lukman Siregar dan mengadakan rapat yang dipimpin oleh tuan rumah setelah mengevaluasi keadaan pada jam 11.30 mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Segera menghubungi Presiden LT PSII HM.CH.Ibrahim dan Presiden DP Bustamam,SH. Yang masing-masing sedang berada di Banten dan Bandung, untuk melaporkan kejadian dan meminta segera pulang ke Jakarta.
b. Bertindak menghadapi situasi tersebut secara dewasa dan menggunakan saluran hukum serta menghindarkan clash pisik (yang mungkin diharapkan bahwa LT PSII akan terpancing karena emosi)
c. Bertindak dengan hati-hati sambil mengumpulkan bahan-bahan evaluasi selanjutnya.
d. Melaporkan kepada Komdak Jakarta Raya Bahwa Kantor LT PSII telah diduduki oleh para pemuda yang sebagaian besar tiada dikenal sebagai warga Syarikat Islam. Untuk itu mohon pengamanan pisik bangunan beserta dokumen-dokumen yang berharga.
e. Untuk sementara waktu sambil menantikan Presiden LT PSII dan Presiden Dewan Partai baik tempat pertemuan maupun kegiatan-kegiatan DPP PSII terpusat di Jalan Latuharhari SH No. 5

6. Pada jam 00.30 tanggal 23 desember 1972 atas permintaan DPP PSII seorang Komisaris Polisi Bagian Intel Saudara Benu, kepadanya setelah diberikan sedikit penjelasan, disampaikan surat pengaduan/permohonan berisikan seperti tersebut dalam pasal 4 dan 5 ditanda tangani oleh Wakil Presiden Oesman Yusuf Helmi dan Sekjen Wartomo Dwijoyuwono. Komisaris Banu, setelah menerima dan berjanji akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan hukum yang berlaku kembali ke Komdak Jaya. Pada waktu itu pula rapat LT PSII bubar masing-masing pulang kerumahnya sambil menantikan perkembangan selanjutnya.

7. Pada jam 01.30 tanggal 23 Desembar 1972 Komisaris Banu datang kembali ke kediaman Wakil Presiden LT PSII Oesman Yusuf Helmi dan langsung menemuinya serta melaporkan bahwa atas perkenan kepala Intel Komdak Jaya Saudara AKBP(?) Sujoko pada saat ia meninggalkan di Komdak Jaya telah diperintahkan 10 orang Intel lengkap dengan segala alat untuk pergi ke kantor LT PSII dalam rangka mengamankan dan memeriksa mereka yang menduduki kantor itu dan apabila perlu pada jam 04.00 penjagaan akan digantikan oleh Polisi berpakaian dinas dari Komwil 071. Komisaris Banu, setelah melaporkan hal tersebut, pada sekitar jam 02.00 meninggalkan tempat kediaman Wakil Presiden Oesman Yusuf Helmi.

8. Pada sekitar jam 02.15 oleh beberapa pemuda Kaum Syarikat Islam yang menjaga rumah kediaman Wakil Presiden LT PSII. Helmi terlihat sebuah taxi tersebut diperkirakan merk Toyota dengan penumpang sebanyak 4 atau 5 orang dan berhenti dibelakang rumah tersebut jarak lebih kurang 30 meter. Dari dalamnya keluar seseorang dan berlari menuju pintu gerbang rumah dan melemparkan pamflet yang oleh saudara Yusuf Hiola sambil memungut pamflet tersebut mengejar taxi tersebut dan dapat terlihat bahwa yang melemparkan pamflet diduga saudara Nasrul Jalil atau Sarifuddin Harahap. Ternyata pamflet tersebut adalah pamflet dari apa yang menamakan dirinya Team Penyelamat Kaum PSII. Yang isinya merupakan Pengumuman pengambil alihan DPP PSII yang bunyinya sebagai berikut: ⇓
Memperhatikan:
1. Keadaan kepemimpinan Partai Syarikat Islam Indonesia nyata-nyata tidak dapat mengikuti perkembangan ketatanegaraan dewasa ini sehingga menimbulkan kegelisahan dikalangan kaum PSII.
2. Bahwa Kepemimpinan PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia) sekarang ini tidak menghayati kondisi dan situasi dimana negara kita memerlukan parsatuan dan kesatuan khususnya dikalangan Umat Islam

Menimbang: ⇓
1. Bahwa sebagai akibat dari ketidakmampuan kepemimpinan PSII sekarang ini telah menimbulkan kegelisahan dikalangan kaum Partai Syarikat Islam Indonesia.
2. Bahwa mengingat hal-hal tersebut dialas dirasa telah tiba waktunya untuk diambil langkah-iangkah positif guna menyelamatkan kaum Partai Syarikat Islam Indonesia.

Mengingat: ⇓
Program Asas dan Program Tandhim PSII.
Memutuskan:
Dengan penuh rasa tunduk dan tawakal kehadtrat Allah Subhanahu Wat’ala menyatakan:

1. Tidak mengakui lagi kepemimpinan PSII Pusat (DP-PSII & LT PSII) yang terbentuk dalam Majlis Tahkim PSII ke XXXIII di Majalaya.
2. Mengambil alih kegiatan kepemimpinan PSII untuk sementara menunggu kepemimpinan darurat yang terdiri dari tokoh-tokoh PSII yang mengerti perkembangan perjuangan.
3. Mengusahakan dalam waktu 3×24 jam kepemimpinan darurat tersebut pada ayat 2(dua) diatas telah terbentuk.
4. Mempercayakan kepada tokoh-tokoh kepemimpinan darurat tersebut mengadakan Majelis Tahkim Luar Biasa sesegera mungkin atau setidak-tidaknya konferensi besar yang dihadiri oleh Pimpinan-pimpinan Wilayah Partai se Indonesia.

Billahi fii sabilil haq
Dikeluarkandi Jakarta.
Pada tanggal 22 Desember 1972.M
l6 Zulkaidah l392.H

KAMI TEAM PENYELAMAT KAUM
PARTAI SYARIKAT ISLAM INDONESIA
1. Ahmad Mojo ttd.
2. Tajuddin ttd.
3. Chalid ttd.
4. Syarifuddin Harahap ttd.
5. Lukman Hakim Betalemba ttd.
6. Dr. Farid ttd
7. Drs Amin Aziz ttd.
8. SyahriaI Litoto,SH ttd

9. Pada jam 05.30 tanggal 23 Desember 1972 seseorang informan yang ditugaskan oleh Wakil Presiden LT PSII Oesman Yusuf Helmi telah melaporkan bahwa pada jam 20.00 sepuluh orang polisi berpakaian preman telah mendatangi kantor LT PSII dan telah memeriksa terutama pimpinan yang menduduki kantor LT PSII Mojo cs, dan selanjutnya dengan beberapa orang rekannya diangkut oleh polisi tersebut keluar (mungkin ke Komdak). Tetapi pada jam 04.30 mereka yang diangkut telah kembali berada dikantor LT PSII yang pada saat itu telah dijaga oleh lebih kurang 10 orang Polisi berpakaian dinas, yang kemudian ternyata dari Komwil 071. Keadaan Mojo cs nampak lebih garang.

10. Pada jam 08.00 didapay berita bahwa disekitar kantor LT PSII (yang disamping para anggota yang menyebut namanya Team Penyelamat Kaum PSII dengan penjagaan 10 orang Polisi berpakaian dinas) situasinya sebagai berikut:
a. Disekeliling pekarangan dipancangkan bendera-bendefa PSII dan ormas-ormas PSII.
b. Dihalaman pekarangan dan pintu masuk nampak keadaan siap siaga para pengawal aksi serta anggota-anggota apa yang menamakan dirinya Team Penyelamat Kaum PSII dengan berseragam jaket coklat yang masih baru didada mereka menggunakan lambang PSII dasar kuning tulisan hijau.
c. Pegawai-pegawai kantor DPP yang biasanya masuk kantor untuk menjalankan tugasnya tidak diperkenankannya masuk, demikian pula ada diantaranya wakil-wakil daerah yang datang kekantor DPP PSII juga tidak diperkenankan masuk, kecuali yang memiliki identitas yang jelas.
d. Para wartawan silih berganti keluar masuk untuk mengcover berita, demikian pula wartawan-wartawan foto dan ada pula yang mengambil situasi dengan audio camera untuk disiarkan melalui TVRI.

11. Sejak saat itu baik Cabang-cabang dan Wilayah Jakarta Raya telah datang untuk meminta penjelasan disamping juga cabang Bekasi dan cabang Sukabumi Kabupaten (yang kebetulan berada di Jakarta untuk urusan Iain) Khususnya Jakarta Raya dengan nada pertanggungan jawab yang besar telah memohon izin untuk merebut kembali kantor LT PSII. Oleh wakil Presiden Oesman Yusuf Helmi setelah diberikan penjelasan bahwa menjadi tujuan fihak apa yang menamakan dirinya Team Penyelamat Kaum PSII untuk memancing kekeruhan dengan clash pisik sehingga dengan demikian pihak ketiga berdasarkan dalih terjadinya keributan akan dapatlah ia campur tangan, oleh karenanya LT PSIImenempatkan diri tidak menjadi pihak kedua, tetapi sebagai fihak ketiga dengan perhitungan-perhitungan bahwa kejadian pengambil alihan ini mempunyai latar belakang yang cukup teratur dan diatur rapih oleh pihak yang biasa dan ‘mampu mangatur, harus dihadapi perhitungan yang cukup dewasa mengundang simpati pendapat umum, pendapat penguasa bahwa DPP PSD dalam mempertahankan eksistensinya Keputusan Majlis Tahkim haruslah berdasarkan hukum dan tindakan layaknya sebagai seorang muslim dan siasah yang cukup teratur. Penjelasan tersebut oleh wilayah/cabang-cabang Jakarta serta para pemuda Kaum Syarikat Islam cukup dapat dimengerti dan dapat mengerti.

12. Pada jam 08.30 telah datang Wakil Presiden LT PSII Dra. Zubaidah Michtar bersama suaminya Sdr. Mochtar Ali yang menceritakan bahwa pada jam 01.30 dinihari ia telah mendapat selebaran pamflet yang serupa dengan cara yang serupa pula. Kepala Wapres Dra. Zubaidah Mochtar oleh Wapres Oesman Yusuf Helmi setelah memberikan penjelasan-penjelasan kejadian hingga saat itu atas usulnya diminta menghubungi dan melaporkan kejadian kepada Ibu Yati Arudji Kartawinata.

13. Pada sekitar jam 09.00 saudara Wakil Presiden Ischak Moro dan Sekjen Wartomo Dwijoyuwono telah berada dan berada dijalan Latuharhara SH, no. 5 dimana berturut-turut para wartawan telah mengadakan pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi oleh ketiga Pimpinan LT PSII tersebut, antara lain Berita Buana, menulis sebagai berikut: Saya tidak banyak memberikan komentar tentang adanya pernyataan yang disampaikan oleh Team Penyelamat Kaum PSII yang menyatakan tidak mengakui lagi Kepemimpinan PSIIPusat. Demikian Wakil ketua Pengurus Pusat PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia) Oesman Yusuf Helmi yang dihubungi Buana Harian Siang dikediamannya. Kami memahami bahwa peristiwa itu dilakukan diantara anak-anak kita sendiri. Hal ini bisa diselesaikan antara Bapak dengan anak. Demikian Oesman Yusuf Helmi. Sementara itu Sekjen LT PSII Wartomo, atas pertanyaan Buana juga tidak banyak memberikan komentar. Saya baru dengar peristiwa Sabtu pagi sesudah membaca koran. Demikian pula apa tujuan dan maksud mereka, saya sendiri tidak tahu, kata-wartomo. Apakah dengan terjadinya peristiwa yang boleh dikatakan Coup pihak pengurus PSII Pusat akan mengadakan rapat kilat? Tanya Buana: Setiap masalah penting tentu akan dibicarakan, kata wartomo, Bila mana dianggap penting akan dikeluarkan suatu stetement. Kami menunggu ketua PSII M.CH Ibrahim yang sekarang baru berada di luar kota, serta pengurus lainnya Bustamam SH yang sedang di Bandung. Terhadap kedua tokoh PSII itu, sudah dilakukan pemanggilan untuk segera datang ke Jakarta. Sementara itu Wakil Ketua PSII Ischak Moro yang dihubungi Buana telah memberikan keterangan yang serupa atas jawaban yang diberikan oleh kedua tokoh PSII tersebut. la berpendapat bahwa hal ini dilakukan karena anak-anak yang emosional. Dari keterangan lain yang diperoleh Buana mengatakan, bahwa ternyata ada diantara anak-anak yang menandatangani peryataan itu sudah sejak 1 /2 tahun yang lalu menyatakan diri keluar dari keanggotaan PSII.

14. Sebagaimana diberitakan, bahwa suatu team yang menamakan dirinya Team Penyelamat Kaum PSII telah mengeluarkan peryataan untuk tidak mengakui kepemimpinan PSII Pusat hasil kongres ke XXXIII Majalaya. Kemudian team ini mengambil alih sementara kegiatan pengurus PSII. Salah seorang anggota team Penyelamat yang menandatangani peryataan tersebut diatas, pertanyaan wartawan tidak mau memberikan keterangan sedang dalam penggarapan. Apa benar dari golongan muda sudah menguasai gedung PSII di Matraman dalam, tanya Buana, hanya dijawab dengan singkat Ya. begitulah kira-kira. Untuk mencegah jangan terjadi pemberitaan simpang siur akan diadakan Pers konfrensi gabungan antara Team Penyelamat dan Pengurus PSII.

15. Pada jam 10.00 lebih kurang dengan diiringi oleh Wakil Sekjen LT PSII saudara A. Rahman Syamsudin Presiden Dewan Partai Bustamam SH, telah datang dirumah Wapres LT PSII Oesman Yusuf Helmi (ternyata bahwa saudara Presiden DP pada malam- itu berada di puncak dan karena kegelisahannya semalam suntuk, pagi-pagi kembali ke Jakarta dan langsung mendapat berita dari saudara Wapres LT PSII mengenai kejadian yang sedang berlangsung). Dan telah dilaporkan mengenai segala kejadian, hingga saat itu dicapai suatu kesepakatan bahwa untuk sementara waktu sampai menanti kedatangan akan saudara Presiden LT. M.CH.Ibrahim segala kegiatan akan dilaksanakan di dan dari Jalan Latuharhari SH No.5, Tiada lama kemudian munculah Wakil Sekjen Dewan Partai HA. Rasyid yang terayata pada semalaman itu berada di kantor LT PSII dan menyaksikan segala sesuatu seperti tersebut diatas.

l6. Sejak kedatangan Presiden Dewan Partai, wakil Sekjen DP dan kemudian Sekjen Dewan Partai dan Para anggota Pimpinan LT PSII, DPP PSII silih berganti menerima kunjungan baik warga partai maupun para simpatisan untuk memberikan penjelasan sekitar kejadian maupun pendirian dan sikap teguh DPP PSII untuk mempertahankan segala keputusan Majlis Tahkim ke XXXIII di Majalaya hingga malam hari. Perlu dicalat, bahwa pada hari itu hampir semua koran Ibu kota telah menulis sekitar pengambil alihan DPP PSII dan Kantor LT PSII yang bersumber dari release Team Penyelamat Kaum PSII, kecuali 3 Harian ibu kota itu yaitu masing-masing Harian Nusantara, Sinar Harapan dan Antara yang memuat tambahan berita pendapat dari DPP PSII ke XXXIII yang diwakili oleh Wapres LT PSII Oesman Yusuf Helmi.

17. Kurang lebih jam 21.30 Presiden LT. PSII HM.CH. Ibrahim dengan diiringi oleh warga dan Pimpinan Cabang PSII Pandeglang disertai oleh KI Halimi dan Ki Zen, tiba di JL Latuharhara No.5 disaat mana para Cabang Jakarta Raya, Pimpinan Wilayah Jakarta Raya, Pimpinan Wilayah Jakarta Raya, Pimpinan Cabang Bekasi, dan seorang pimpinan Cabang Kabupaten Sukabumi sedang berada ditempat yang sama. Dimuka..para hadirin Wapres Oesman Yusuf Helmi telah melporkan segala sesuatu yang telah terjadi dan keputusan yang telah diambil hingga saat itu, dan oleh Presiden LT PSII HM.CH.Ibrahim cukup dipahami dan diterima serta akan dilanjutkan.

18. Jam 22.00 . serta, salah seorang anggota harian DPW PSII DKI Jakarta, sambil menujukan undangan dari yang menamakan dirinyaTeam Penyelamat PSII, melaporkan bahwa saudara tersebut telah diundang untuk hadir dalam suatu pertemuan dirumah Sdr H. A, Cokroaminoto Jl. Sisimangraja No. 29 dalam rangka perabentukan apa yang akan disebut Pimpinan Darurat PSII.

19. Pada kurang lebih jam 22.30. ditempat yang sama DPP PSII dan dihadiri oleh Presiden Dewan Partai Wakil Sekjen Dewan Partai HA. Rasyid, Wakil Presiden LT PSII Oesman Yusuf Helmi, Dra Zubaedah Mochtar, Sekjen LT Wartomo Dwijoyuwono, Wakil Sekjen. A Rahman Syamsuddin dan lain-lain telah diadakan rapat dimana masing-masing mengemukakan informasi yang baru saja termasuk informasi yang disampaikan oleh H. Serta Syarkawi, mengenai adanya undangan untuk membentuk Pimpinan Darurat PSII, rapat memutuskan:
a. Bahwa para anggota DPP PSII hasil MT ke XXXIII tetap kompak dan berikrar tidak meninggalkan atau mengorbankan satupun diantara anggota DPP PSII.
b. DPP PSII tetap akan mempertahankan eksistensi dan segala keputusan MT ke XXXIII di Majalaya.
c. Mengutus saudara Presiden LT PSII pada malam hari itu juga menjumpai, melapor dan mohon bantuan sesepuh-sesepuh PSII diantaranya Ibu Yati Arudji Kartawinata untuk mendatangi Haji Anwar Cokroaminoto guna meminta penjelasan dan menasehati beliau untuk tidak terpengaruh apalagi memimpiri penerimaan penyerahan pengambil alihan apa yang menyebut dirinyaTeam Penyelamat Kaum PSII dalam bentuk apapun juga diluar keputusan Majlis Tahkim ke XXXIII. Tugas yang sama diberikan kepada Presiden Dewan Partai Bustamam SH, untuk mengunjungi Bapak Syahbudin Latif.
d. Mulai tanggal 24 Desember 1972 karena pertimbangan-pertimbangan komunikasi dan lain-lain meminta kesediaan Ibu Arudji Kartawinata untuk memberikan izin memakai rumah kediaman beliau sebagai tempat kegitatan DPP PSII. Rapat ditutup dan masing-masing melaksanakan tugasnya.

20. Pada kurang lebih jam 23.15 Presiden Dewan Partai kembali setelah mengunjungi sesepuh PSII Bapak Syahbudin Latif yang tidak berhasil, karena beliau telah istirahat (tidur). Sementara Presiden LT telah berhasil menjumpai sesepuh PSII Ibu Arudji Kartawinata dan telah melaporkan segala sesuatu yang telah terjadi termasuk harapan DPP PSII agar beliau malam itu juga mengunjungi Bapak sesepuh PSII Haji Anwar Cokroaminoto.

21. Kurang lebih pada jam 24.00 tanggal 23 Desember 9172 Ibu Arudji Kartawinata telah bertemu langsung dengan Bapak H. Anwar Cokroaminoto dan terjadi dialog secara persaudaraan, se bai’at, akhirnya terpaksa Ibu Arudji Kartawinata meninggalkan tempat kediaman Bapak H. Anwar Cokroaminoto setelah mendapatkan jawaban disamping dalih yang dikemukakan dalam pernyataan Team Penyelamat Kaum PSII juga ditambahkan Dahulupun orang menduga saya menjadi dalang, saya tahu bahwa ini melanggar konstitusi Partai, tetapi apa boleh buat saya terpaksa dalam keadaan darurat besok pagi saya akan terima penyerahan pimpinan dan saya akan pimpin PIMPINAN DARURAT PSII

22. Pada tanggal 24 Desember 1972 kurang lebih jam 07.00 telah datang beberapa anggota pimpinan cabang PSII di Jakarta yang meminta izin untuk menyaksikan rapat serah terima antara Team Penyelamat Kaum PSII dan Sesepuh dalam rangka pembentukan Pimpinan Darurat PSII. Kepada yang bersangkutan Wapres Oesman yusuf Helmi diberikan izin dengan syarat segera setelah selesai, kembali melapor. Pada jam 13-30 dua orang yang diberikan tugas tersebut telah datang melapor, yang pada pokoknya rapat tersebut telah menghasilkan naskah serah terima dan pembentukan Pimpinan Darurat PSII masing-masing sebagai berikut:

SERAH TERIMA KEPEMIMPINAN PSII
Bismillahirohmanirrohim
Asyhadu alla ilaha ilallah Waasyahdu anna Muhammadarrosulullah
Dengan penuh rasa tunduk dan tawakal kepada Allah SwT, maka pada hari ini, hari minggu tanggal dua puluh empat Desember tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh bertepatan dengan delapan belas zulkaidah seribu tiga ratus sembilan puluh dua Hijriah, kami, team Penyelamat Kaum PSII dengan ini menyerahkan seluruh kegiatan kepemimpinan Partai Syarikat Islam Indonesia kepada Pimpinan Darurat PSII yang komposisi dan personalianya seperti terlampir. Dengan berlangsungnya serah terima ini, maka tugas Team Penyelamat Kaum PSII dinyatakan telah berakhir dan seluruh tanggungjawab kepemimpinan PSII berada dalam tugas Pimpinan Darurat PSII.

Billahifie sabilil haq
Jakarta, 24 Desember 1972
18 Zulkaidah 1392

Yang menerima;

Ttd

H. Anwar Cokroaminoto

Yang menyerahkan;

1. Ahmad Mojo
2. Tajuddin
3. Chalid
4. Syarifudin Harahap
5. Dr. Farid Laksamana
6. Drs. Amin Aziz
7. Lukman Hakim Betalemba
8. Syahrial Litoto SH

RANCANGAN PIMPINAN DARURAT PSII ttd
1. Ketua : H. Anwar Cokroaminoto
2. Wakil Ketua : H. Drs. Th. M. Gobel
3. Sekretaris : Drs. Syafrudin Harahap
4. Wakil Sekretaris : Gandhi Kaluku
5. Anggota : H. Moh Syafei Wirakusuma
6. Anggota : H. Moh Syafei Wirakusuma
7. Anggota : H. Syukur*)
8. Anggota : H. Mohtar Miharja*)
9. Anggota : Drs. MA. Ghani MA
10. Anggota : Johan Burhanudin SH
11. Anggota : H. Sarta Sarkawi**)
12. Anggota : KH. Firdaus AN*)
13. Anggota : Iscjak Moro**)
14. Anggota : H. Moh. Soleh*)
15. Anggota : Ibu H. Dra. Syamsinur Adnus*)
16. Anggota : Ismail Mokobobang
17. Anggota : R. Suhardjo**)
18. Anggota : Mohtar Mansyur*)

TEAM PENYELAMAT KAUM PARTAI PSII
1. Ahmad Mojo
2. Tajuddin
3. Chalid
4. Syafruddin Harahap
5. Lukman Hakim Betalemba
6. Dr. Farid Laksamana
7. Drs. Amin Azis
8. Syahrial Litoto SH

Keterangan
*) Tidak hadir
**) Tidak hadir dan menyatakan menolak

Catatan:
1. H. Moh. Syafei Wirakusumah (paman saudara Djohan Burhanuddin SH, terpilih sebagai Wakil Presiden DP PSII Majlis Tahkim ke XXXIII di Majalaya) menandatangani
2. Drs. MA. Gani MA, Dalam pemilihan MT ke XXXIII terpilih sebagai Wakil Presiden LT PSII, tetapi mengundurkan diri.
3. Djohan Burhaduddin SH, telah jatuh Schorsing sejak tanggal 22 Desember 1972 oleh DPP PSII berhubung melanggar disiplin Partai membentuk partai baru dengan nama Partai Islam Persatuan Pembangunan Wilayah jawa Barat.
4. H. Syukur, tidak hadir dan tidak menandatangani, kabarnya menolak pengangkatannya.
5. H. Mohtar Muhardja, tidak hadir, ketanah suci menunaikan ibadah haji.
6. H.Sarta Syarkawi, tidak hadir, tidak menandatangani dan secara sepontan menolak.
7. KH. Fidaus AN. BA, tidak hadir, sedang ketanah suci sebagai anggota MPH Wakil PSII.
8. Ishak Moro, tidak hadir dan tidak menandatangani.
9. Ibu Dra. Syamsinur Anoes, Tidak hadir dan tidak menandatangani.
10. H.Mohammad Saleh, (Pimpinan Cabang PSII Asahan dan sebagai Pimpinan Sidang pada Majlis Tahkim ke XXXIII di Majalaya tidak hadir dan tidak menandatangani.
11. R. Suhadjo, Tidak hadir dan tidak menandatangani dan spontan menolak.
12. Mohtar Mansyur, (berada di Nusatenggara Barat) tidak hadir dan tidak menandatangani.

Memory
Satu-satunya anggota DPP PSII yang ikut serta menandatangani pengangkatan Pimpinan Darurat PSII adalah Saudara Syafe’i Wirakusumah, Wakil Presiden Dewan Partai PSII H. Anwar Cokroaminoto tidak terpilih dalam Majlis Tahkim ke XXXIII, karena beliau hanya bersedia menjadi Presiden LT ke XXXIII sesuai dengan suratnya kepada Panitia Pemilihan Majlis Tahkim, sedang wufud menghendaki bahwa H. Anwar Cokroaminoto menjadi Presiden DP.PSII. Seperti halnya dengan H. Anwar Cokroaminoto, Drs.Th. M.Gobel karena hanya bersedia menjadi Presiden LT dan tidak bersedia dicalonkan dalam jabatan Partai lainnya, mungfan menimbulkan simpatik bagi para wufud, sehingga befcmpun tidak terpilih pada MT ke XXXII di Majalaya.

23. Pada jam 14.00 tanggal 24 Desember 1972 bertempat-dirumah Ibu Arudji Kartawinata Jl. HOS Cokroaminoto No. 16 Jakarta (tempat baru dari segala kegiatan DPP PSII) telah diadakan rapat DPP PSII dibawah pimpinan Presiden LT. HM.CH. Ibrahim untuk mendengarkan berbagai informasi dan mempersatukan evaluasi serta gerak sistematika DPP PSII dalam menghadapi move-dari apa yang menyebut dirinya Pimpinan Darurat PSII dan telah mengambil keputusan sebagai berikut:
a. Menugaskan kepada sekjen untuk-membuat Maklumat dan pernyataan resmi DPP PSII berkenaan dengan kericuhan didalam tubuh PSII, maklumat mana berisikan keputusan rapat DPP PSII pada Tanggal 23 Desember 1972 jam 22.30.
b. Menugaskan beberapa pimpinan DPP PSII untuk mengadakan approach kepada Pemerintah dan pihak ketiga mengenai keadaan dan pendirian DPP PSII selaku pelaksana Keputusan Tahkim ke XXXIII di Majalaya.
c. Mengadakan Press konferensi pada 25 Desember 1972 jam 1500 sambil menyerahkan pernyataan tersebut pada sub. (a)
24. Tanggal 25 Desember 1972 kurang lebih jam 15:30 telah diadakan pers konferensi yang dipimpin oleli Saudara Presiden LT PSII dan setelah memberikan kata pembukaannya menugaskan sekjen Lt PSII saudara Wartomo Dwijoyuwono untuk membacakan dan memberikan penjelasan serta menjawab pertanyaan-pertanyaan para wartawan.
25. Hampir semua koran di Ibukota pada hari berikutnya telah memuat pernyataan dan keterangan-keterangan DPP PSII yang dilakukan oleh Wakil Sekjen LT PSII antara lain tanggal 26 Desember 1972 sebagai berikut:

PERNYATAAN DPP PSII TENTANG TERBENTUKNYA
PIMPINAN DARURAT PSII

DPP PSII hasil Majlis Tahkim ke XXXIII, setelah memperhatikan dan mempelajari adanya usaha-usaha pengambil alihan kegiatan kepemimpinan PSII dan pembentukan Pimpinan Darurat PSII pada tanggal 24 Desember 1972, dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. DPP PSII menyatakan dengan penuh keprihatinan bahwa dalam tubuh PSII telah terjadi usaha pengambilalihan kegiatan kepemimpinan PSII hasil Majlis Tahkim PSII ke XXXIII di Majalaya bulan Juli 1972 yang telah lain.
2. DPP PSII berpendapat bahwa sesuai dengan ketentuan hukum dan tradisi partai, kepemimpinan PSII yang dijalankan oleh DPP PSII tidak dapat diambil alih oleh siapapun kecuali oleh badan. penggenggam kekuasaan Partai yang memilih DPP PSII, yaitu Majlis Tahkim (Kongres Nasional) PSII.
3. DPP PSII dengan berpedoman akan selalu membela Partai dari bencana perpecahan dewasa ini sedang berusaha mendapatkan penyelesaian yang sebaik-baiknya dari persoalan interen PSII tersebut.
4. DPP PSII hasil pilihan Majelis Tahkim PSII ke XXXIII akan meneruskan tugas kepemimpinan PSII sesuai dengan keputusan-keputusan Majelis Tahkim ke XXXII sebagaiamana biasa.
5. DPP PSII mengajak kepada segenap kaum Partai untuk bersikap tenang dan waspada menjalankan tugasnya masing-masing sebagaimana biasa dan lebih mempererat tali persaudaraan antara sesama kaum Partai dalam rangka ikut membantu Pemerintah menciptakan ketenangan dan ketentraman khususnya dalam mengahadapi sidang umum MPR bulan Maret 1973.
Billahifie sabilil haq.

Jakarta, 25 Desember 1972
a.n. DPP PSII

Dewan Partai
Ttd
BUSTAMAM SH

Presiden
Ttd
HAR. MUSTOFA KAMIL
Sekjen

LT. PSII
Ttd
H.M. CH. IBRAHIM
Presiden Ttd

Bersambung pada ⇒ pernyataan resmi mengenai kejadian pembajakan oleh sekelompok pemuda

Bagikan Artikel ini untuk mendapatkan kebaikan
Khoirul Azam
Khoirul Azam
Articles: 17